FRAUD PRINCIPLE
PENGERTIAN FRAUD
Fraud mempunyai banyak definisi. Fraud dapat diartikan
sebagai penipuan, dapat juga diartikan sebagai tindak kejahatan yang melukai
orang lain. Beberapa definisi fraud :
·
Fraud sebagai kriminal : hasil dari kecerdikan manusia
untuk memikirkan sebuah cara untuk mendapatkan keuntungan dengan cara-cara yang
salah
·
Corporate fraud : tindakan
kejahatan yang dilakukan oleh, untuk, atau melawan perusahaan.
·
Management fraud : tindakan kejahatan berupa penyajian
yang tidak benar mengenai kinerja corporate atau departemen yangsengaja
dilakukan oleh karyawan dengan tujuan
memperoleh bonus, promosi jabatan, dan keuntungan ekonomi lainnya.
·
Layperson fraud : ketidakjujuran dalam bentuk penipuan
yang disengaja berupa salah saji yang menimbulkan kerugian yang material.
Definisi fraud menurut ACFE : penggunaan posisi pekerjaan
untuk memperoleh keuntungan pribadi dengan cara menggunakan atau mencuri aset
atau sumber daya perusahaan secara sengaja.
Definisi Fraud sebagai kecurangan : menurut US supreme ada
6 tahapan fraud :
·
Pertama : pelaku kejahatan telah membuat pernyataan yang
material.
·
Kedua : pernyataan yang dibuat tersebut salah.
·
Ketiga : pelaku tidak mempercayai pernyataan tersebut
salah, dan pada beberapa alasan terkesan benar.
·
Keempat : pernyataan tersebut dibuat dengan
sungguh-sungguh.
·
Kelima : pernyataan tersebut dituntut oleh pendakwa
sebagai kesalahannya
·
Keenam : terdakwa membela bahwa itu bukan kesalahannya
SYNONIM FRAUD, THEFT, DAN EMBEZZLEMENT
Fraud merupakan general term, termasuk didalamnya
pencurian, penggelapa aset, penipuan, kejahatan kerah putih,dll
Theft (pencurian) : mengambil dan membawa kabur properti atau
aset dengan cara merampas dari pemiliknya.
Embezzlement (penggelapan) : pelaku kejahatan mengambil aset atau
properti dari pemilik sah nya, kemudian mengubahnya menjadi miliknya dalam
bentuk lain. Dalam proses pengubahan aset tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai cara : dijual, digadaikan, atau dipindahkan dalam bentuk harta yang
lain.
CLASSIC FRAUD RESEARCH
Penelitian Jaspan and Black mengenai
antifraud, dan merumuskan bahwa perusahaan jika ingin mencegah terjadinya fraud
harus melakukan hal berikut :
·
Membayar karyawan mereka dengan upah yang layak.
·
Memperlakukan karyawan dengan sopan.
·
Mendengarkan setiap permasalahan karyawan.
Hartung tidak sependapat dengan Jaspan and
Black dan mengungkapkan bahwa individu dipengaruhi oleh lingkungannya untuk
berbuat jahat, bukan disebabkan oleh kurangnya empati terhadap individu
karyawan.
Penelitian jaspan, Black, dan Hartung
menghasilkan kesamaan teori yaitu : menciptakan lingkungan dengan sedikit
kesempatan bagi tindak kejahatan.
2.
FRAUD TRIANGLE
Cressey mengungkapkan bahwa setiap kejahatan fraud
mempunyai 3 komponen utama, yaitu : pressure, rasionalisasi, dan kesempatan &
pengetahuan.
Pressure (tekanan) : sesuatu yang terjadi dalam kehidupan
pribadi pelaku fraud yang memberikan tekanan stress dan memotivasi dirinya
untuk mencuri atau menipu. Contoh : gaya hidup glamour, kebutuhan keluarga,
judi, hutang,dll
Rasionalisasi : pembenaran terhadap sesuatu
yang salah dan mengabaikan efek dari tindakan kejahatannya. Contoh : tidak
apa-apa mencuri, hanya mengambil sedikit.
Kesempatan : kondisi yang disebabkan karena
lemahnya pengendalian dan pengawasan sehingga menimbulkan peluang terjadinya
fraud. Contoh : lemahnya SPI.
3.
RUANG LINGKUP FRAUD
Fraud terjadi di semua skala perusahaan, baik yang
kecil,menengah maupun perusahaan skala besar dan internasional. Tidak ada
perusahaan yang aman dari fraud, bahkan perusahaan kecil sekalipun. Perusahaan
dengan SPI kuat juga tidak bebas dari ancaman fraud.
Metode terbaik untuk mencegah fraud : pengendalian
internal dan audit internal
4.
PROFIL PELAKU FRAUD
Menurut Gwyn Netller ciri pelaku fraud adalah sebagai
berikut :
·
Orang yang mempunyai pengalaman kegagalan berpotensi
melakukan fraud.
·
Orang yang tidak disukai dan tidak menyukai dirinya
sendiri cenderung mudah menipu.
·
Orang yang mudah terpengaruh, tidak punya pendirian, dan
tidapat menolak suap cenderung mudah terlibat dalam fraud
·
Orang yang mempunyai pendirian kuat dan takut akan
hukuman cenderung tidak mudah tergoda melakukan fraud.
·
Orang dengan tingkat kecerdasan yang tinggi cenderung
lebih jujur daripada yang tidak.
·
Semakin mudah untuk melakukan kecurangan/ fraud, semakin
tinggi peluang terjadinya fraud.
·
Seseorang mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda, dan
berbeda motif untuk melakukan fraud.
·
Semakin tinggi pressure semakin tinggi peluang terjadinya
fraud.
·
Perjuangan untuk bertahan di lingkungan perusahaan
semakin memotivasi untuk melakukan fraud.
Beberapa aspek yang mendorong terjadinya fraud :
a)
Variabel Personal
·
Kemampuan
·
Perilaku (attitude)
·
Kebutuhan pribadi
·
Nilai-nilai kepercayaan
b)
Variabel Organisasi
·
Lingkup pekerjaan
·
Pelatihan yang diberikan
·
Sistem reward/ pengakuan terhadap kinerja karyawan
·
Kualitas manajemen dan pengawasan
·
Kejelasan tanggung jawab pekerjaan
·
Kejelasan tujuan dari pekerjaan
·
Kepercayaan terhadap individu
·
Iklim kerja yang memotivasi dan beretika.
c)
Variabel Eksternal
·
Tingkat persaingan dengan perusahaan lain
·
Kondisi ekonomi secara umum
·
Nilai-nilai sosial
High level dan Low level Fraud
Pelaku tindak kejahatan yang berasal dari level manajemen
yang tinggi lebih mudah melakukan fraud karena lebih mudah menghilangkan
kontrol atau pengawasan. Jumah kejahatan yang dilakukan oleh manajemen high
level lebih besar daripada low level.
Berdasarkan survey ACFE, pelaku fraud yang paling
merugikan adalah mereka yang :
- · Telah bekerja di perusahaan dalam jangka waktu yang lama
- ·
Mempunyai income yang besar
- ·
Laki-laki
- ·
Lebih dari 60 tahun
- ·
Berpendidikan tinggi
- ·
Bekerja kelompok daripada sendirian
- · Tidak pernah tersangkut kasus kriminal sebelumnya.
- ·
Mempunyai masa kerja yang hampir sama dengan fraud high
level
- ·
Mempunyai income yang lebih sedikit dibanding high level
fraud
- ·
Wanita dan laki-laki
- ·
Umur antara 41-50 tahun
- ·
Telah menyelesaikan pendidikan tinggi
- ·
Beroperasi sendirian
- ·
Belum pernah tersangkut kasus kriminal
Hall and Singleton mendeskripsikan ciri pelaku secara
general sebagai berikut :
- ·
Mempunyai posisi kunci di perusahaan
- ·
Biasanya laki-laki
- ·
Lebih dari 50 tahun
- ·
Menikah
- ·
Berpendidikan tinggi
5.
SIAPA YANG MENJADI KORBAN FRAUD?
Ancaman fraud dapat berasal dari dalam dan luar entitas.
Dalam entitas adalah jajaran manajemen dan karyawan. Sedangkan luar entitas adalah supplier, vendor, kontraktor,dll.
Fraud terjadi pada perusahaan yang tidak mempunyai
kontrol pengendalian, tidak ada kepercayaan, tidak ada standar etika, tidak
profit, dan tidak mempunyai masa depan.
Entitas bisnis yang kecil mempunyai resiko fraud lebih tinggi daripada entitas bisnis yang besar, karena biasanya mereka hanya mempunyai satu akuntan, tidak ada pemisahan fungsi, dan tidak ada pengendalian atau kontrol dari atasan. Sehingga membuka peluang yang lebih besar untuk melakukan kejahatan fraud.
6.
FRAUD TAXONOMIES
Beberapa klasifikasi fraud diataranya :
a)
Customer and Investor Fraud
Tindakan menipu yang disengaja yang dilakukan oleh
perusahaan dan merugikan pihak luar seperti : customer, investor, asuransi,
pemerintah, kreditur bank, dll
b)
Criminal and Civil Fraud
Menurut ACFE, kriminal fraud adalah penyajian informasi
yang tidak benar dan nilainya material dari pihak satu ke pihak lainnya dan
secara sengaja berniat untuk menipu, dengan tujuan agar pihak lain
melepaskannya dari tanggung jawab tertentu. Contoh : tanggung jawab kerugian
atau kecelakaan atas kesalahannya.
c)
Fraud untuk melawan perusahaan
Ada 2 jenis corporate fraud : fraud yang langsung
merugikan perusahaan, dan fraud yang memberikan keuntungan bagi perusahaan.
·
Fraud yang merugikan perusahaan
Contoh :
penghindaran pajak, perjanjian penetapan harga (price fixing), kejahatan hukum,
pencemaran lingkungan, iklan palsu,dll
·
Fraud yang menguntungkan perusahaan
Contoh : manipulasi catatan akuntansi dengan
meninggikan laba dan merendahkan biaya supaya mendapatkan bonus.
d)
Fraud Internal dan Eksternal
Kejahatan fraud yang dilakukan oleh pihak internal :
dilakukan oleh pihak karyawan dan jajaran manajemen
Fraud yang dilakukan oleh pihak eksternel : dilakukan
oleh supllier dan vendor seperti melebihkan jumlah tagihan
e)
Fraud oleh manajemen dan Non manajemen
Fraud yang dilakukan oleh high level manajemen karena
mempunyai akses wewenang dan mengetahui kelemahan sistem. Contoh : white collar
crime
Fraud yang dilakukan oleh non manajemen, dilakukan oleh
karyawan biasa yang tidak menduduki jabatan pada level manajemen. Contoh :
penggelapan aset, pencurian kas.
Nilai kerugian high level manajemen lebih besar dari pada non manajemen.
7.
FRAUD TREE
ACFE membangun model untuk mengkategorikan fraud kedalam
49 jenis fraud yang dilakukan individu, yang disebut fraud tree. 3
komponen utama dalam fraud tree :
·
Fraud laporan keuangan : tipe fraud yang dilakukan oleh
top eksekutif. Contoh : Manipulasi laporan keuangan untuk menarik investor.
Efek dari fraud laporan keuangan sangat pervasif dan dapat memakan banyak
korban,bahkan bisa memicu terjadinya gejolak perekonomian seperti inflasi.
·
Penggelapan aset : merupakan jenis fraud yang paling
sering dilakukan. Efeknya tidak material. Biasanya dilakukan oleh individu,
sehingga kesulitan untuk diungkap jika menggunakan metode general auditing.
Karena mudah dilakukan, jenis fraud ini merupakan yang paling banyak jenisnya.
·
Korupsi : fraud yang dilakuakn berdasarkan hubungan antar
pihak internal dengan eksternal, dan bahkan hubungan tersebut tidak dapat diketahui
oleh perusahaan.
KARAKTERISTIK FRAUD
KRITERIA |
FINANCIAL FRAUD |
PENGGELAPAN ASET |
KORUPSI |
Pelaku |
Top – executive management |
Karyawan |
2 pihak |
Ukuran |
Sangat besar |
Kecil |
Menengah |
Frekuensi |
Jarang terjadi |
Sering |
Sedang |
Motivasi |
Menaikkan harga saham, bonus |
Tekanan pribadi |
Tantangan, pengembangan bisnis |
Materialitas |
Sangat material |
Tidak material |
Tergantung |
Pihak yang terlibat |
Perusahaan dan pelaku |
Pelaku melawan perusahaan |
Pelaku |
Jumlah korban |
Besar dan banyak |
Kecil |
Tergantung |
EVOLUSI FRAUD
Siklus dari penyelidikan fraud adalah sebagai berikut :
Motivasi àPeluang à Rasionalisasi à Pengabaian atas fraud (karena tidak ketahuan) à konversi aset à menyembunyikan kejahatan à jejak kejahatan (red flag) àtersangka à penetapan dasar bukt yang layak (predication) à teori fraud à audit invesitigatif à penulisan laporan à disposition: penghentian penyelidikan à disposition : penuntutan à trial : pembacaan fakta-fakta dan temuan di
pengadilan
Comments
Post a Comment